Pembekalan KKN Universitas Warmadewa Tahun 2017 dengan tema “Melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Kita Tuntaskan Buta Aksara” dilaksanakan pada Selasa, 4 Juli 2017 di GOR Lila Buana. Acara dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua dan Bendahara Yayasan Kesejahteraan KORPRI Propinsi Bali, Rektor dan Wakil Rektor II Universitas Warmadewa, Sekretaris Pascasarjana, para Dekan dan Wakil Dekan di lingkungan Unwar, Ka. SPI, Ka. Lemlit, Ka. LPM, Ka. BPM, Ka. BAAK, Ka. BAUK, serta para Pejabat Struktural di lingkungan Unwar dan seluruh panitia KKN.
Narasumber Dr. A. A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si. dengan materi Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat, Narasumber Dr. Drs. I Wayan Wesna Astara, S.H., M.Hum. MH. dengan materi Sejarah, Tujuan dan Manfaat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unwar, Narasumber Drs. I Made Suantina, M.Si. dengan materi Administrasi Pemerintahan Desa, Narasumber Dr. I Ketut Sardiana, M.P., M.Si. dengan materi Metode Penyusunan Program, Rencana Kerja dan Penulisan Laporan KKN.
Rektor Unwar mengatakan KKN ini merupakan bagian integral dari kurikulum artinya dia adalah kegiatan yg termasuk intrakulikuler dan wajib hukumnya untuk dilakoni oleh mahasiswa. Secara konseptual KKN dan PKL itu pendekatannya berbeda, kalau PKL itu pendekatannya mono disiplin sedangkan KKN itu pendekatannya multi disiplin.
Jadi bagaimana mahasiswa itu kita ajak nanti bekerja dalam satu team, yg tidak serta merta muncul kalau tidak dilatih. Nah dengan KKN inilah yg merupakan media bagi mereka untuk bisa berinteraksi dengan mahasiswa disiplin lain dalam rangka memecahkan masalah yg ada di masyarakat. Dan konsep yg kita terapkan adalah “We are working with” not “We are working for” jadi itu berbeda.
Kalau We are working for the comunity, kita membawa program dan membiarkan masyarakat melihat saja disana tetapi kalau We are working with the comunity, kita membawa program, dan kita gali partisipasi mereka untuk bekerja bersama-sama secara bertanggung jawab menyelesaikan masalah-masalah yg ada di masyarakat.
Untuk tahun ini peserta KKN paling banyak di Karangasem, karena dari hasil pembicaraan saya dengan Bupati, beliau sangat berkepentingan untuk menaruh mahasiswa Unwar sebanyak-banyaknya di Karangasem karena disana ada problem yg sangat crucial yaitu tentang buta aksara. Jadi buta aksara yg di Karangasem itu adalah mungkin yg tertinggi di Bali dan itu mengerek turun proporsi buta aksara Bali.
Jadi mahasiswa kita yg berKKn di Karangasem fokus utama mereka adalah pengentasan buta aksara. Selain di Karangasem, KKN juga dilaksanakan di Bangli, Gianyar dan Denpasar. Ada mahasiswa Reguler B kita yang kebanyakan bekerja jadi mereka tidak mungkin mereka mengikuti teman-temannya yg lain, jadinuntuk mereka yg bekerja kita carikan tempat yg dekat dengan tempat mereka bekerja sehingga bisa kuliah, bisa melakukan KKN, sekaligus bisa bekerja. Harapan ke depan KKN ini adalah harus kita lanjutkan, bahkan tahun depan saya sudah mengambil keputusan untuk melakukan KKN, seluruh mahasiswa dari program studi manapun tidak ada yang tidak berKKN.
Ketua Yayasan Kesejahteraan KORPRI Propinsi Bali mengatakan untuk mahasiswa ini kesempatan yang sangat baik untuk mendekatkan ilmu dalam dunia nyata di tengah-tengah masyarakat dan tentu untuk Kabupaten Karangasem karena fokusnya adalah buta aksara, langkah awal yg harus dilakukan oleh mahasiswa adalah melakukan pemetaan terhadap penduduk di desa lokasi tentang jumlah masyarakat yg buta aksara.
Melalui pendekatan database yg bagus nanti akan bisa membuat semacam silabus untuk menyelesaikan persoalan buta aksara apakah itu alatnya, sarananya, sistem pembelajarannya, sampai kemuadian berapa kali pertemuan dijamin masyarakat bisa baca tulis. Ini menjadi penting, tidak sekedar program yg gebyar, ini adalah upaya pendekatan-pendekatan sistemasis yg bisa dilakukan oleh mahasiswa melalui olah pendataan, penyusunan kurikulum, termasuk proses pembelajaran serta target sehingga masyarakat yg ikut di dalam program buta aksara yg nanti digagas oleh mahasiswa Unwar yg sedang KKN di tempat itu, mereka punya harapan bahwa sepulangnya mahasiswa dari lokasi mereka yg ikut dalam program buta aksara Warmadewa ini sudah dijamin bisa baca tulis.
Maka dari itu bagaimana dalam waktu sebulan ini bisa kita manfaatkan dengan sistem yg kita buat dan pola pembelajaran yg harus disusun secara sistematis, terstruktur dan tentu dengan di barengi alat-alat peraga. Jadi misalkan nanti mahasiswa, yg pertama harus survei berapa jumlahnya, kedua harus membuat silabus sederhana, kemudian ketiga membuat alat peraga. Huruf A itu alat peraganya seperti apa, kemudian huruf B, C dan seterusnya. Angka 1 itu alat peraganya seperti apa dan seterusnya. Untuk kemudian kita berikan kepada rata-rata orang-orang tua yg kebetulan mungkin daya ingatnya agak turun tetapi daya dengarnya masih kuat. Karena visualisasi dalam proses pembelajaran menjadi penting.
Filed under: Artikel | Tagged: artawan, artawan1966, ekonomi, KKN, manajemen, warmadewa | Leave a comment »